aspetri.org II Ilmu Pengetahuan – SAMBILOTO (Andrographis paniculata Ness.)
Family: Acanthaceae
NAMA LOKAL
Ki oray, ki peurat, takilo (Sunda). bidara, sadilata, sambilata,: takila (Jawa). pepaitan (Sumatra).: Chuan xin lian, yi jian xi, lan he lian (China), xuyen tam lien: cong cong (Vietnam). kirata, mahatitka (India/Pakistan).: Creat, green chiretta, halviva, kariyat
(Inggris). LAM Na
I. Uraian Tumbuhan
Sambiloto tumbuh liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai, tanah kosong yang agak lernbap, atau di pekarangan. Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl. Terna semusim, tinggi 50 90 cm, batang disertai banyak cabang berbentuk segi empat (kwadrangularis) dengan nodus yang membesar. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, tepi rata, permukaan atas hijau tua, bagian bawah hijau muda, panjang 2 8 cm, lebar 1 3 cm. Perbungaan rasemosa yang bercabang membentuk malai, keluar dari. ujung batang atau ketiak daun. Bunga berbibir berbentuk tabungrkecil kecil, warnanya putih bernoda ungu. Buah kapsul berbentuk jorong, panj ang sekitar 1,5 cm, lebar 0,5 cm, pangkal dan ujung tajam, bila masak akan pecah mernbujur menjadi 4 keping Biji gepeng, kecil kecil, warnanya cokelat muda. Perbanyakan dengan biji atau setek batang.
II. Syarat Tumbuh
a. Iklim Ketinggian tempat: 1 m 700 m di atas permukaan laut. Curah hujan tahunan : 2.000 mm 3.000 mm/tahun, Bulan basah (di atas 100 mm/bulan): 5 bulan 7 bulan. Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 4 bulan 7 bulan. Suhu udara : 250 C 320 C. Kelembapan : sedang. Penyinaran : sedang
b. Tanah Tekstur : berpasir. Drainase : baik. Kedalaman airtanah : 200 cm 300 cm dari permukaan tanah. Kedalaman perakaran : di atas 25 cm dari permukaan tanah. Kemasaman (pH): 5,5 6,5. Kesuburan : sedang tinggi 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah. Buatkan lubang tanam berukuran 25 cm x25 cm x 25 cmb. Persiapan bibit. Biji disemaikan dalam kantong plastik.
c. Penanaman Bibit ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan dengan jarak tanam 1,5 m x 1,5m.
KHASIAT DAN KEGUNAAN
Hepatitis, infeksi saluran empedu, disentri basiler, tifoid, diare, : Influenza, radang amandel (tonsilitis), abses paru, malaria, : Radang paru (pneumonia), radang saluran napas (bronkhitis),: Radang ginjal akut (pielonefritis), radang telinga tengah (OMA), : Radang usus buntu, sakit gigi, demam, kencing nanah (gonore),: Kencing manis (diabetes melitus), TB paru, skrofuloderma,: Batuk rejan (pertusis), sesak napas (asma), leptospirosis,: Darah tinggi (hipertensi), kusta (morbus hansen lepra),: Keracunan jamur, singkong, tempe bongkrek, makanan laut,: Kanker:penyakit trofoblas, kehamilan anggur (mola hidatidosa),: Trofoblas ganas (tumor trofoblas), tumor paru.
PEMANFAATAN
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Herba. Dipanen sewaktu tumbuhan ini mulai berbunga. Setelah dicuci, dipotong potong seperlunya lalu dikeringkan.
INDIKASI : Herba sambiloto ini berkhasiat untuk mengatasi:
hepatitis, infeksi saluran empedu,
disentri basiler, tifoid, diare, influenza, radang amandel (tonsilitis), abses paru, radang paru (pneumonia), radang saluran napas (bronkhitis), radang ginjal akut (pielonefritis akut), radang telinga tengah (OMA), radang usus buntu, sakit gigi,
demam, malaria,
kencing nanah (gonore),
kencing manis (DM),
TB paru, skrofuloderma, batuk rej an (pertusis), sesak napas (asma), darah tinggi (hipertensi),
kusta (morbus hansen lepra),
leptospirosis,
keracunan jamur, singkong, tempe bongkrek, makanan laut,
kanker: penyakit trofoblas seperti kehamilan anggur (mola hidatidosa) dan penyakit trofoblas ganas (tumor trofoblas), serta tumor paru.
CARA PEMAKAIAN :
Herba kering sebanyak 10 20 g direbus atau herba kering digiling halus menjadi bubuk lalu diseduh, minum atau 3 4 kali sehari, 4 6 tablet. Untuk pengobatan kanker, digunakan cairan infus, injeksi, atau tablet. Untuk pemakaian luar, herba segar direbus lalu airnya digunakan untuk cuci atau digiling halus dan dibubuhkan ke tempat yang sakit, seperti digigit ular berbisa, gatal gatal.
PEMANFAATAN
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Herba. Dipanen sewaktu tumbuhan ini mulai berbunga. Setelah dicuci, dipotong potong seperlunya lalu dikeringkan.
INDIKASI : Herba sambiloto ini berkhasiat untuk mengatasi:
hepatitis, infeksi saluran empedu,
disentri basiler, tifoid, diare, influenza, radang amandel (tonsilitis), abses paru, radang paru (pneumonia), radang saluran napas (bronkhitis), radang ginjal akut (pielonefritis akut), radang telinga tengah (OMA), radang usus buntu, sakit gigi,
demam, malaria,
kencing nanah (gonore),
kencing manis (DM),
TB paru, skrofuloderma, batuk rej an (pertusis), sesak napas (asma), darah tinggi (hipertensi),
kusta (morbus hansen lepra),
leptospirosis,
keracunan jamur, singkong, tempe bongkrek, makanan laut,
kanker: penyakit trofoblas seperti kehamilan anggur (mola hidatidosa) dan penyakit trofoblas ganas (tumor trofoblas), serta tumor paru.
CARA PEMAKAIAN :
Herba kering sebanyak 10 20 g direbus atau herba kering digiling halus menjadi bubuk lalu diseduh, minum atau 3 4 kali sehari, 4 6 tablet. Untuk pengobatan kanker, digunakan cairan infus, injeksi, atau tablet. Untuk pemakaian luar, herba segar direbus lalu airnya digunakan untuk cuci atau digiling halus dan dibubuhkan ke tempat yang sakit, seperti digigit ular berbisa, gatal gatal, atau bisul.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Tifoid Daun sambiloto segar sebanyak 10 15 lembar direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan madu secukupnya lalu diminum sekaligus. Lakukan 3 kali sehari.
2. Disentri basiler, diare, radang saluran napas, radang paru Herba kering sebanyak 9 15 g direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. Air rebusannya diminum sehari 2 kali, masing masing 1/2 gelas.
3. Disentri Herba krokot segar (Portulaca oleracea) sebanyak 500 g diuapkan selama 3 4 menit, lalu ditumbuk dan diperas. Air perasan yang terkumpul ditambahkan bubuk kering sambiloto sebanyak 10 g sambil diaduk. Campuran tersebut lalu diminum, sehari 3 kali masing masing 1/3 bagian.
4. Influenza, sakit kepala, demam Bubuk kering sambiloto sebanyak 1 g diseduh dengan cangkir air panas. Setelah dingin diminum sekaligus, Lakukan 3 4 kali sehari.
5. Demam Daun sambiloto segar sebanyak 1 genggam ditumbuk. Tambahkan 1/2 cangkir air bersih, saring lalu minum sekaligus. Daun segar yang digiling halus juga bisa digunakan sebagai tapal badan yang panas.
6. TB paru Daun sambiloto kering digiling menjadi bubuk. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk rata lalu dibuat pil dengan diameter 0,5 cm. Pil ini lalu diminum dengan air matang. Sehari 2 3 kali, setiap kali minum 15 30 pil.
7. Batuk rejan (pertusis), darah tinggi Daun sambiloto segar sebanyak 5 7 lembar diseduh dengan 1/2 cangkir air panas. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk. Setelah dingin minum sekaligus. Lakukan sehari 3 kali.
8. Radang paru, radang mulut, tonsilitis Bubuk kering herba sambiloto sebanyak 3 4,5 g diseduh dengan air panas. Setelah dingin tambahkan madu secukupnya lalu diminum sekaligus.
9. Faringitis Herba sambiloto segar sebanyak 9 g dicuci lalu dibilas dengan air matang. Bahan tersebut lalu dikunyah dan ainya ditelan.
10. Hidung berlendir (rinorea), infeksi telinga tengah (OMA), sakit gigi Herba sambiloto segar sebanyak 9 15 g direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum 2 kali sehari @ 1/2 gelas. Untuk OMA, herba segar dicuci lalu digiling halus dan diperas. Airnya digunakan untuk tetes telinga.
11. Kencing manis Daun sambiloto segar sebanyak 1/2 genggam dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum sehabis makan, 3 kali sehari @ 3/4 gelas.
KOMPOSISI
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba ini rasanya pahit, dingin, masuk meridian paru, lambung, usus besar dan usus kecil.
KANDUNGAN KIMIA:
Daun dan percabangannya mengandung laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid (zat pahit), neoandrografolid,
14 deoksi 11 12 didehidroandrografolid, dan homoandrogrdisaring, lalu di minum setelah Makan, 5 Kail Sehati (@ 5/4 gelas.
KOMPOSISI
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba ini rasanya pahit, dingin, masuk meridian paru, lambung, usus besar dan usus kecil.
KANDUNGAN KIMIA:
Daun dan percabangannya mengandung laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid (zat pahit), neoandrografolid,
14 deoksi 11 12 didehidroandrografolid, dan homoandrografolid. Juga terdapat flavonoid, alkane, keton, aldehid, mineral (kalium, kalsium, natrium), asam kersik, dan damar. Flavotioid diisolasi terbanyak dari akar, yaitu polimetoksiflavon, andrografin, pan.ikulin, mono 0 metilwithin, dan apigenin 7,4 dimetileter. Zat aktif andrografolid terbukti berkhasiat sebagai hepatoprotektbr (melindungi sel hati dari zat toksik).
Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian :
1. Herba ini berkhasiat bakteriostatik pada Staphylococcus aurcus, Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris, Shigella dysenteriae, dan Escherichia coli.
2. Herba ini sangat efektif untuk pengobatan infeksi. In vitro, air rebusannya merangsang daya fagositosis sel darah putih.
3. Andrografolid menurunkan demam yang ditimbulkan oleh pemberian vaksin yang menyebabkan panas pada kelinci.
4. Andrografolid dapat mengakhiri kehamilan dan menghambat pertumbuhan trofosit plasenta.
5. Dari segi farmakologi, sambiloto mempunyai efek muskarinik pada pembuluh darah, efek pada jantung iskeniik, efek pada respirasi sel, sifat kholeretik, antiinflamasi, dan antibakteri.
6. Komponen aktifnya seperti ncoandrografolid, andrografolid, deoksiandrografolid dan 14 deoksi 11, 12 didehidroandrografolid berkhasiat antiradang dan antipiretik. 7. Pemberian rebusan daun sambiloto 40 bly sebanyak 20 milkg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus putih (W. Sugiyarto, Fak. Farmasi UGM, 1978).
8. Infus daun sarnbiloto 596, 1096 dan 1596, semuanya dapat menurunkan suhu tubuh marmut yarrg dibuat demam (Hasir, jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS, 1988).
9. Infus herba sambiloto mempunyai daya antijamur terhadap Microsporum
canis, Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton rubrum, Candida albicans, dan Epidermophyton floccosum (Jan Susilo”, Endang Hanani “4, A. Soemiati”# dan
Lily Hamzah”, Bagian Parasitologi FK Ul“ dan Jurusan Farmasi FMIPAUI’, Warta Perhipba No.FIII, Jan Maret 1995).
10. Fraksi etanol herba sambiloto mempunyai efek antihistaminergik. Peningkatan konsentrasi akan meningkatkan hambatan kontraksi ileum marmot terisolasi yang diinduksi dengan histamin dihidroksiklorida (Yufri Aidi, N.C. Sugiarso, Andreanus, AA.S., Anna Setiadi Ranti, Jurusan Farmasi FMIPA, ITB, Warta Tumbuhan Obat Indonesia vol. 3 No. 1, 1996).
(Al Anhar Gumay Asp. Cht)