aspetri.org II Berita Herbal
Rumput Belulang
(Eleusine indica)
Kandungan Kimia
Tanaman memiliki kandungan fenol, sterol glukosida. Simplisia rumput belulang mengandung golongan senyawa flavonoid dan steroid atau triterpenoid. Isolat R diperoleh dari ekstrak metanol yang memiliki dua puncak yakni pada 256 nm dan 372 nm pada spektrofotometri UV. Isolat yang dihasilkan diduga merupakan senyawa flavonoid golongan flavonol yang memiliki gugus OH pada atom C 3, 5, 7, dan 3′, 4′ atau kuersetin.
Aktivitas farmakologis :
– antioksidan & hepatoprotektor
– antibakteri
– induksi apoptosis (menghambat pertumbuhan sel kanker)
Pemanfaatan
Tanaman muda bangsa Poales dan suku Poaceae itu di Nigeria dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Beranjak tua, kualitas tanaman asal Afrika itu tidak lagi baik untuk pakan. Tanaman dimanfaatkan penduduk di Trinidad dan Tobago untuk mengatasi penyakit yang berhubungan dengan ginjal. Komunitas Murut yang tinggal di Sabah, Malaysia, menggunakan liagon-nama lokal-untuk mengatasi keracunan makanan yaitu dengan menggunakan seluruh bagian tanaman yang dididihkan dengan air seperti membuat teh. Untuk patah tulang, bagian buku-buku tanaman dihancurkan kemudian diaplikasikan pada bagian tubuh.
Di Nigeria, tanaman yang disebut gbeglojude itu digunakan untuk mengatasi cacar air. Sementara di Kamerun, dekoksi seluruh bagian tanaman digunakan untuk menutup luka, mengatasi batuk, dan kelelahan. Di daerah Himalaya Barat, India, tanaman digunakan untuk mengatasi demam.
Suku Munda di distrik Dinajpur Barat, India, menggunakan ramuan rumput berulang untuk mengatasi bisa ular. Caranya dengan menumbuk 20 gram akamya dengan 10 gram rimpang jahe dan 9 biji lada hitam. Pastanya kemudian dibagi dua bagian. Satu bagian dicampur dengan beberapa tetes madu lalu diberikan secara oral dan sebagian lainnya diaplikasikan pada bekas gigitan ular sebagai antidote.
(Reff : 100 Plus Herbal Indonesia, Bukti Ilmiah & Racikan)
(Sukotjo)